Jumat, 01 Oktober 2010
Hari Kesaktian Pancasila ?
Hari ini, 1 Oktober 2010. Bangsa Indonesia pernah menetapkan hari ini sebagai salah satu hari besar yang dikenal sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Pada masa Orde baru, 1 Oktober diperingati dengan menggelar upacara di halaman Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya. Termasuk di kantor-kantor instansi pemerintah maupun sekolah-sekolah.
Tak hanya itu, perayaan sudah dimulai sejak sehari sebelumnya, yakni 30 September. Perkantoran dan rumah-rumah memasang bendera setengah tiang dan malamnya sebagian besar rakyat bergadang menyaksikan Film G.30 S PKI yang diputar TVRI. Film tersebut berdurasi sekitar 6 jam. Biasanya masyarakat tak mau beranjak dari depan TV, meski film bersejarah tersebut baru berakhir sekitar pukul 03.00 dini hari.
Tonggak sejarah peringatan Hari Kesaktian Pancasila adalah Peristiwa Gerakan 30 September 1965 yang disebutkan merupakan percobaan kudeta yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada peristiwa tersebut menewaskan 6 jenderal yakni Letjen TNI Ahmad Yani, Mayjen TNI R Suprapto, Mayjen TNI MT Haryono, Mayjen TNI S Parman, Brigjen TNI DI Panjaitan, Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo dan Lettu Pierre Tendean yang dibunuh secara keji oleh PKI.
Kita semua tahu dari pelajaran sejarah, apa sebabnya diberi nama Hari Kesaktian Pancasila, yaitu telah terbukti bahwa Pancasila itu ampuh dan berhasil menghalau dan menumpas komunis dan PKI dari muka bumi Indonesia dan menyelamatkan bangsa Indonesia dari kehancuran pada percobaan kudeta PKI. Meski pun sampai kini sejarawan masih melakukan kajian-kajian terhadap tudingan pelaku pembantaian ke enam jenderal dan seorang letnan tersebut.
Namun sayangnya tanpa penjelasan apa pun, dari pemerintah, sejak era kepemimpinan Presiden Megawati Soekarno Putri, peringatan seremonial ini sudah tidak dilaksanakan lagi. Demikian juga dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang hanya sempat sekali memperingatinya dan tidak lagi di tahun-tahun berikut kepemimpinannya.
Sebagai sebuah bangsa, tindakan ini tentunya tidak bisa dibenarkan. Bangsa ini tidak boleh secara tiba-tiba, terang-terangan dan berjemaah meninggalkan satu seremonial kenegaraan, apalagi tanpa penjelasan. Karena logikanya bangsa ini bisa saja secara tiba-tiba merayakan satu perayaan kenegaraan yang tak pernah diadakan pada rezim-rezim sebelumnya.
Jika bangsa ini menganggap 1 Oktober bukanlah hari Kesaktian Pancasila, maka harus ada ketetapan, yang menganulir penetapan, 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila pada pemerintahan sebelumnya. Pemerintah harus memberikan alasan dan argumen yang tepat. Sebelum adanya ketetapan ini maka pemerintah harus tetap memperingati Hari Kesaktian Pancasila sebagai salah satu hari bersejarah bangsa ini.
Jika tidak demikian, maka setiap rezim pemerintahan akan memperingati hari bersejarah sesuai dengan kepentingan dan keinginannya. Bisa saja pada pemerintahan berikutnya 10 November tak diperingati lagi sebagai hari Pahlawan, bisa saja 28 Oktober tak diperingati lagi sebagai Hari Sumpah Pemuda, bahkan bisa saja 17 Agustus tak lagi diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia,dengan alasan pasca 17 Agustus 1945, Belanda masih bercokol, dan memerintah di negeri ini.
Melihat fonomena ini, agaknya kita harus lebih banyak belajar dan menggali sejarah bangsa ini dengan tepat. Kita harus belajar lagi untuk menghormati sejarah bangsa kita ini. Jika tidak, kita selalu menjadi bangsa yang terombang-ambing memahami sejarah bangsa. Jika ditemukan satu fakta baru langsung dipercayai, meski pun sesungguhnya fakta tersebut masih belum dipastikan kebenarannya.
Pastinya,semakin maju ilmu pengetahuan dan teknologi, maka semakin banyak cara untuk 'merubah' sejarah yang selama ini sudah dianggap sebagai satu peristiwa yang sesungguhnya. Agar ini tak terjadi maka pemerintah sebaiknya membentuk lembaga khusus yang mempunyai otoritas untuk menggali dan menetapkan sejarah bangsa. Jika tidak siap-siap lah mendengar fakta-fakta sejarah baru dari rezim-rezim baru yang akan memimpin bangsa ini pada masa-masa berikutnya.(s)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri Populer
-
Jumlah sampah plastik yang terapung di lokasi di Samudra Atlantik saat ini sama dengan jumlah plastik pada 20 tahun yang lalu. Padahal, oran...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar