Jumat, 01 Oktober 2010
Ilmuan dapati komposisi matahari yang berbeda
Gambar matahari yang diambil oleh Solar Dynamics Observatory pada 30 Maret 2010.Sekelompok peneliti mendapati komposisi matahari yang berbeda dengan komposisi matahari yang selama ini diketahui. Menurut penelitian mereka, komposisi baru matahari tersebut memiliki karbon dan oksigen lebih sedikit 30 hingga 40 persen dibandingkan dengan komposisi yang telah dikenal selama ini.
Penemuan ini mengakibatkan kontroversi dalam dunia astronomi. Sebabnya, temuan perbedaan komposisi matahari akan membuat kebenaran proses terbentuknya alam semesta dipertanyakan kembali. "Karena jumlah oksigen dan karbon ternyata lebih sedikit, pandangan kita terhadap terbentuknya galaksi harus diubah," kata Lars Koesterke, salah satu peneliti dari Texas Advanced Computing Center yang turut terlibat dalam penelitian. Teori tentang struktur dan evolusi bintang bisa jadi mentah kembali. Proses kelahiran Bumi pun dapat dipertanyakan kembali.
Penelitian dilakukan oleh Carlos Allende Prieto dari Institute of Astrophysics of the Canary Islands (IAC) dan dibantu David Lambert dari Universitas Texas serta Martin Asplund dari Max Plank Institute for Astrophysics.
Penelitian tersebut menggunakan model 3 dimensi--penelitian-penelitian sebelumnya menggunakan model 1 dimensi. "Dengan model 1 dimensi, kita menganggap semua hal statis, beku. Padahal, pada kondisi asli, semua bergerak dan permukaan yang mendidih. Semua itu mengakibatkan perubahan keseimbangan energi," jelas Prieto. Penggunaan model 3 dimensi yang data atom yang selalu baru itulah yang membuat Prieto mendapati spektrum yang menunjukkan jumlah oksigen dan karbon yang lebih rendah ketimbang studi-studi sebelumnya.
Awalnya, temuan ini menuai kritik. Bukti yang disodorkan Prieto dianggap kurang cukup. Lagipula, Prieto menggunakan model yang belum terbukti. Prieto pun terbentur saat mencoba mencari bukti lebih lanjut. Komputer yang ada pada saat itu belum cukup kuat untuk mendukung model 3 dimensi. Tahun 2004, Koesterke dipanggil untuk membantu Prieto. Mereka berhasil membuat sebuah model yang efisien 4 tahun kemudian. Mereka juga mendapat keuntungan karena ternyata teknologi komputer berkembang demikian pesat. "Tiba-tiba, kami punya komputer yang bisa mengukur semua spektrum, suatu hal yang tidak mungkin dilakukan 5 tahun lalu," kata Koesterke.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri Populer
-
Jumlah sampah plastik yang terapung di lokasi di Samudra Atlantik saat ini sama dengan jumlah plastik pada 20 tahun yang lalu. Padahal, oran...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar